
Bantul (MTsN 2 Bantul) – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Arab selenggarakan Workshop Penyusunan Modul Ajar Bahasa Arab Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Waroeng Omah Sawah (WOS), pada Selasa (14/11/2023). Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Bantul, Ahmad Shidqi hadir dalam kegiatan tersebut dan berkenan membuka agenda workshop serta memberikan sambutannya. Turut hadir sebagai pemateri dalam kegiatan Workshop Penyusunan Modul Ajar Bahasa Arab IKM, Heni Prilantari selaku Pengawas Madrasah Kankemenag Kabupaten Bantul.
Ketua MGMP, Laila Maftuhah menyampaikan, “Keaktifan dalam MGMP ini tidak hanya kewajiban pengurus saja tetapi wajib bagi seluruh anggota. Harapannya pengurus dan anggota semua bisa aktif mengikuti pertemuan rutin. Impian-impian sukses olimpiade bahasa Arab, mewujudkan karya modul ajar, mewujudkan kampung Arab merupakan harapan kita bersama,” ujarnya.




Musa Surahman, Kepala MTsN 2 Bantul selaku koordinator MGMP Bahasa Arab dalam sambutannya menyampaikan, “Jumlah anggota ada 45 sekabupaten Bantul. Kehadiran peserta hari ini 90% dari jumlah anggotanya, semoga kedepannya bisa hadir semuanya,” harap Musa. Lebih lanjut ia menyampaikan, “Pertemuan MGMP ini bertujuan untuk menambah wawasan dan sharing pembelajaran di madrasah masing-masing, oleh karenanya sempatkan untuk hadir. Saya mengajak guru Bahasa Arab untuk berinovasi dalam pembelajaran, sebab banyak siswa terutama yang negeri belum bisa membaca Arab sehingga perlu inovasi agar anak mudah memahami, menyenangkan, dan bisa lebih mudah memahaminya,” ajaknya. “Untuk menjadi ahli harus melewati 10 ribu jam. Pembelajaran harus dikembangkan dan dipupuk agar guru lebih bermutu dalam mengajar, termasuk dengan kegiatan workshop ini,” pungkasnya.
Ahmad Shidqi dalam sambutannya mengatakan, ” Atas nama Kemenag mengapresiasi terimakasih atas komitmen MGMP bahasa Arab Bantul untuk memajukan anak didik kita terutama bahasa Arab. Terus berikhtiar agar bahasa Arab ini bagian yang tak terpisahkan, karena landasan agama Islam tidak terlepas dari bahasa Arab. Bahasa Arab memang dianggap sulit maka perlu dikemas sebaik baiknya. Maka perlu dikemas agar dipandang mudah dan menyenangkan pada akhirnya. Maka perlu dikembangkan dengan Kurikulum Merdeka yang berkarakter kemandirian dan kreatifitas siswa dalam belajar. Pada umumnya yang dipelajari cara baca bahasa Arab belum tata kelola bahasa Arab. Dibutuhkan motivasi siswa agar bahasa sesuatu yang penting dan menyenangkan, serta tahu kondisi siswa, sekali faham ada yang dijelaskan berkali kali baru faham. Akhirnya dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, acara Workshop Penyusunan Modul Ajar Bahasa Arab IKM saya buka,” pungkas Shidqi.
Narasumber, Heni Prilantari, S.Pd, M.Pd, langsung sharing terkait kendala penerapan Kurikulum Merdeka. Menurut Ahmad Daris Musthofa, guru Bahasa Arab MTsN 2 Bantul yang hadir dalam workshop tersebut, “Narasumber, bu Heni menyampaikan materi Workshop dengan cukup jelas dan mudah dipahami oleh peserta workshop. Kita jadi tahu kendala-kendala yang akan kita hadapi dan bagaimana menemukan solusinya,” ujar Daris. (Agt)