
Launching buku komunitas ‘Sor Munggur’ (dok: jdm)
Bantul (MTsN 2 Bantul)- Bertempat di halaman Studio Lukis SMSR (SMKN 3 Kasihan Yogyakarta), Sabtu (29/1), Komunitas pecinta sastra Sor Munggur menerbitkan dua buku antologi. Kedua buku tersebut adalah buku antologi puisi dan buku antologi cerpen karya para anggota Komunitas Sor Munggur.
Setelah bersama menggelar kegiatan pameran rupa sastra di penghujung tahun 2021 lalu, Mereka lantas sepakat untuk membentuk komunitas Sor Munggur. Subandi, Inisiator sekaligus ketua dari komunitas pecinta sastra Sor Munggur menyampaikan bahwa setelah pameran rupa sastra usai, maka grup WhatsApp aka dibubarkan. Akan tetapi karena para anggota begitu antusias untuk berkarya bersama lagi hingga sebuku, maka dua genre sastra pun akhirnya terbit, yaitu puisi dan cerpen.
“Teman-teman di komunitas Sor Munggur ini luar biasa. Mereka berasal dari berbagai komponen masyarakat. Yang utama adalah guru dan alumni SMSR.” Ujar Subandi.
Sementara itu Yulian Istiqomah, guru MTsN 2 Bantul mengaku mengenal Subandi melalui grup panulis buku ‘Berani Beradaptasi’ yang diprakarsai oleh Ruang Siar Guru. Di grup tersebut pertama kali dicetuskan tentang ide untuk mengadakan pameran. Gayung bersambut Subandi mengumumkan akan mengadakan pameran rupa sastra. Yulian memutuskan bergabung dan menyiapkan dua karya rupa sastra berpigura ukuran A2 untuk dipajang dalam pameran. Komunikasi berlanjut, Yulian tertarik juga untuk tetap di tempat sebagai salah satu anggota komunitas Sor Munggur bersama para sastrawan atau pecinta pemerhati sastra lainnya.
Dalam buku antologi tersebut, Yulian mengirimkan satu judul cerpen dan 10 judul puisi. Dua buku cantik yang berjudul Ragam Kisah di Bawah Pohon Munggur dan Sulaman Kata di Bawah Pohon Munggur pun menjadi buku antologi koleksi pertama di tahun 2022.
“Saya gabung di komunitas tersebut sebagai guru dari MTsN 2 Bantul, niat saya untuk menjalin silaturahmi dengan banyak teman baru, menambah ilmu dan wawasan, serta mengenalkan nama MTsN 2 Bantul kepada khalayak umum,” ungkap Yulian sembari tersenyum.
“Ya, tentu saja, komunitas baru akan mendongkrak semangat baru dan karya baru. Media komunikasi online menjadi peyambung muka untuk bersua dan bersapa. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan secara virtual sembari bekerja. Itu saja prinsipnya dan itu juga cara saya menjaga mood untuk berkarya,” imbuhnya. (yis)