Cover antologi puisi siswa MTsN 2 Bantul. (dok:yis)

Bantul (MTsN 2 Bantul)-Gerakan Literasi yang saat ini tengah dicanangkan pemerintah sejak keluarnya Undang-undang  Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pada pasal  4 butir c, mengatakan  bahwa tujuan penyelenggaraan sistem perbukuan adalah untuk menumbuhkembangkan budaya literasi seluruh Warga Negara Indonesia.  Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti melalui pembiasaan membaca selama 15 menit sebelum belajar. Menindaklanjuti amanat peraturan perundang-undangan tersebut Kemendikbud melalui Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan terus berupaya  meningkatkan pengadaan buku bacaan di sekolah dan komunitas.

Dari regulasi tersebut, banyak lembaga maupun komunitas yang berbondong-bondong bekerjasama dengan penerbit untuk mengadakan program-program menulis bersama dengan target penerbitan buku antologi karya bersama. Melalui program Festival Literasi Bantul (FLB) yang diselenggarakan oleh Dikpora Kabupaten Bantul bekerjasama dengan GMB-Indonesia yang kini berganti nama menjadi Nyalanesia, MTsN 2 Bantul kembali memacu geliat literasi di madrasah. Seruan untuk menulis karya puisi ataupun cerpen dilakukan untuk seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX. Hasilnya diperoleh 50 karya puisi dari 48 penulis.

Dari tingkat madrasah memilih 10 besar puisi terbaik untuk dilombakan dalam FLB ini dan akhirnya diperoleh 3 juara terbaik menurut FLB yang memperoleh sertifikat kejuaraan. Yaitu Novita Dwi Cahyanti sebagai juara 1, Fatimah But Khasanah sebagai juara 2, dan Echa Shafa Ramadhani sebagai juara 3. Para penulis buku ini mendapatkan fasilitas buku terbit gratis dari madrasah dan sertifikat kompetensi menulis dan sertifikat sebagai penulis nasional dari GMB Indonesia.

“Lika liku dalam pengumpulan karya siswa ini tidak mudah, namun seru. Sebagai guru koordinator, saya harus mengetik ke50 puisi itu satu persatu sekaligus mengedit tata bahasanya, dan sekaligus menata sesuai template dari Penerbit. Alhamdulillah untuk pencapaian hingga hari ini, masih berjuang untuk lahirnya buku-buku Matsandaba berikutnya,” ungkap Yulian Istiqomah, Guru koordinator FLB sekaligus ketua tim literasi MTsN 2 Bantul.

Menurut Yulian, dukungan dari semua pihak di madrasah, khususnya kepala madrasah dalam kegiatan literasi ini sangat dibutuhkan. Kegiatan literasi dan Penerbitan buku Matsandaba ini tidak akan mendulang kesuksesan tanpa sikap pro aktif dari semua pihak, baik dalam bentuk pasokan karya maupun motivasi untuk semua siswa MTsN 2 Bantul.(yis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.