Cover buku antologi artikel GTK MTsN 2 Bantul. (dok:yis)

Bantul (MTsN 2 Bantul)– Gencarnya program gerakan literasi yang dicanangkan pemerintah, membuat banyak beberapa pemerhati sastra dan literasi bekerja sama dengan berbagai penerbit untuk mengadakan program-program menulis bersama dengan target penerbitan buku. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia menuntut seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif mendukung kegiatan literasi. Hal yang sama dilakukan oleh Dikpora Kabupaten Bantul yang dengan senang hati mendukung program GMB-Indonesia untuk mengajak para siswa dan guru berkompetisi menulis artikel, puisi, dan cerpen.

Menyambut baik program Festival Literasi Bantul ini, MTsN 2 Bantul segera menunjuk guru koordinator yang bertugas mengurus segala sesuatunya terkait kegiatan FLB, mulai dari pengumpulan karya, editing, layout, dan memantau pelaksanaan program dari awal hingga akhir. Hasil kerja keras dan ketekunan guru, kepala madrasah, dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam program ini, Akhirnya MTsN 2 Bantul berhasil mengirimkan 50 karya puisi dan 21 karya artikel.

Ke21 naskah artikel tersebut tidak diikutsertakan dalam antologi bersama se-kabupaten Bantul, tetapi MTsN 2 Bantul memilih menerbitkan menjadi satu buku antologi artikel sendiri yang diberi judul “Lentera Matsandaba”. Lentera berarti penerang. Harapannya dengan membaca buku ini, pembaca akan memperoleh wawasan, ilmu atau inspirasi untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Buku ini berisi ungkapan pemikiran dan perasaan para GTK MTsN 2 Bantul akan suatu hal. Tak hanya menyajikan permasalahan, tetapi juga solusi.

Beberapa artikel bersifat populer di bidang pendidikan, baik dalam lingkungan keluarga maupun madrasah.  Ada pula artikel naratif yang merupakan kisah inspiratif yang dialami para guru dalam pembelajaran.

“Ada batasan jumlah halaman penerbitan buku dalam event FLB ini, oleh karena itu saya berupaya untuk mempertahankan esensial isi dalam editing, namun mengurangi beberapa poin yang dirasa bias dari topik yang ditentukan. Sehingga tidak melebihi batas halaman yang ditentukan,” ungkap Yulian Istiqomah, selaku guru koordinator sekaligus editor buku antologi artikel. (yis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.